Jumat, 22 Oktober 2021

Balasan di Dunia Lebih Ringan dibanding Balasan di Akhirat


Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah berkata, 


فإذا أراد الله بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا، إما بماله أو بأهله، أو بنفسه، أو بأحد ممن يتصل به . المهم أن تعجل له العقوبة، لأن العقوبات تكفر السيئات ، فإذا تعجلت العقوبة وكفر الله بها عن العبد، فإنه يوافي الله وليس عليه ذنب ، قد طهرته المصائب والبلايا ، حتى إنه ليشدد على الإنسان موته لبقاء سيئة أو سيئتين عليه، حتى يخرج من الدنيا نقيا من الذنوب، وهذه نعمة لأن عذاب الدنيا أهون من عذاب الآخرة .

لكن إذا أراد الله بعبده الشر ، أمهل له واستدرجه وأدر عليه النعم ، ودفع عنه النقم، حتى يبطر ويفرح فرحاً مذموما بما أنعم الله به عليه." شرح رياض الصالحين" (1/258)


"Jika Allah menginginkan bagi hambanya kebaikan, maka Allah akan segerakan hukuman/balasannya di dunia, bisa terjadi pada hartanya, keluarganya, dirinya atau bisa terjadi pada salah seorang yang terdapat hubungan dengan dirinya. Intinya adalah disegerakannya balasan untuknya, karena balasan itu akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.


Jika hukuman itu disegerakan, maka Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dari hamba tersebut, karena Allah telah menunaikan/mencukupkan balasannya dan tak ada lagi dosa pada hamba tersebut. Kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya telah bersih sampai ia dikokohkan kala maut menjemputnya tersisa satu atau dua kesalahan saja sehingga ia pun keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.


Ini merupakan sebuah kenikmatan, karena adzab di dunia lebih ringan dibandingkan dengan adzab di akhirat.


Akan tetapi jika Allah menginginkan bagi hamba-nya kejelekan maka akan Allah lalaikan hamba tersebut dan Allah membuat istidraj (tipu daya/tidak sadar) pada dirinya, ia terus diberikan nikmat dan tertolaknya bencana pada dirinya, hingga dirinya berlaku sombong dan merasa senang dengan kesenangan yang tercela karena apa yang Allah telah berikan nikmat kepadanya". 


(Syarah Riyadhush Shalihin, Syaikh Ibnu Utsaimin, jil. 1, hal. 258).


Tidak ada komentar: