Jumat, 22 Oktober 2021

Ketika Ada Orang yang Mencela Kita, Diamkan Saja!


Jabir bin Salim radhiallahuanhu meriwayatkan hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,


وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيْكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيْهِ، فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ


“Apabila seseorang mencaci dan mencelamu dengan aib yang ada padamu, jangan engkau balas mencelanya dengan aib yang ada padanya, karena dosanya akan dia tanggung.” (HR. Abu Dawud, hadits dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dan dihasankan oleh Syaikh Muqbil)


Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata, "Sudah sepantasnya bagi seorang yang berakal untuk mewaspadai akan terjadinya balasan dari suatu perbuatan, karena Ibnu Sirrin pernah berkata, "Aku dahulu pernah mencela seorang dengan memangil: wahai orang yang bangkrut!, maka aku pun menjadi bangkrut setelah melewati masa 40 tahun. " (Shayyidul Khatir-Ibnul Jauzi, hal 18, cet. Darut Taqwa 2013)


Seorang Tabi'in yang bernama Maimun bin Mihran rahimahullah berkata, 


يا ابن آدم خفف عن ظهرك، فإن ظهرك لا يطيق كل الذي تحمل عليه من ظلم هذا، واكل مال هذا، وشتم هذا وكل هذا تحمله على ظهرك فخفف عن ظهرك.

وقال ايضا: ان اعمالكم قليلة فأخلصوا هذا القليل


"Wahai bani adam, ringankanlah beban di punggungmu, karena punggungmu tidak akan mampu untuk memikul setiap beban yang diberikan dari berupa kezhaliman, memakan harta orang dan mencela. Semua itu akan engkau pikul di atas punggungmu, maka ringankanlah beban di punggungmu. Beliau berkata pula, "Sesungguhnya amal-amal kalian itu sedikit. Maka ikhlashlah (semata karena Allah) apa yang sedikit tersebut." (Hilyatul Aulia-Abu Nu'aim al Ashbahani 7/30-31).


Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu berkata,


 وذلك أن الإنسان ينبغي له أن يعفو ويصفح ولا يجعل كل كلمة يسمعها مقياسا له في الحكم على الناس تغاض عن الشيء واعف واصفح فإن الله تعالى يحب العافين عن الناس ويثيبهم على ذلك 


"Bahwasanya seorang insan sudah semestinya untuk memaafkan dan mengampuni, janganlah menjadikan setiap kalimat yang ia dengar menjadi tolak ukur menghukumi manusia di dalam kemurkaan terhadap dirinya dari sesuatu. Berikanlah maaf dan ampunan, karena sesungguhnya Allah taala mencintai orang-orang yang memaafkan manusia, dan Allah akan mengganjar mereka atas hal itu." (Syarah Riyadhush Shalihin, Syaikh Ibnu Utsaimin, 1/893).


Tidak ada komentar: