Abdullah bin Mas’ud mengabarkan dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِيءِ
“Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka berkata keji, dan suka berkata kotor.” (HR. Tirmidzi, hadits dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
سِبَابُ اَلْمُسْلِمِ فُسُوْقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ.
“Mencela seorang muslim adalah sebuah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.” (HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Ibnu Mas‘ud Radhiallahuanhu)
Sufyan ibnu Uyainah rahimahullah berkata, "Disukai bagi seorang alim jika mengajarkan (ilmu) tidak mencela (muridnya) dan jika diajari tidak meremehkan (gurunya)." (Kitabul Ilmi-Ibnu Qutaibah ad Dainuri, dinukil dari Tahdzibnya hal. 19, cet. Darul Atsar 2007)
Syaikh Muhammad Jamil Zainu rahimahullahu berkata,
أترك التأنيب والتعنيف لخادمك ، أو زميلك أو ولدك ، أو تلميذك ، أو زوجتك إذا أخطأوا أو قصروا.
"Tinggalkanlah perbuatan menghina dan mencela kepada pembantumu, temanmu, anakmu, muridmu, pasanganmu, jika mereka salah atau kurang (di dalam menunaikan pekerjaan)". (Quthuf minasy Syamailil Muhammadiyyah, Syaikh Muhammad Jamil Zainu, hal. 121, cet. Ke-15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar