Sabtu, 30 Oktober 2021

Shilah bin Usyaim al Adawi dan Istrinya Muadzah al Adawiyah

 Dalam Siyar Alamun Nubala karya Imam adz Dzahabi rahimahullahu disebutkan bahwa Shilah adalah seorang pembesar tabiin di zamannya, beliau adalah seorang yang wara, ahlu ibadah dan zuhud. Sedangkan istrinya adalah salah seorang murid dari shahabiyah Aisyah radhiallahuanha.


Diceritakan di dalam Al Bidayah wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir rahimahullahu,


ان لة اة ابنه ال له: اتل ل اتل ل، لة اتل ل، اجتمع النساء ا ا ال


Ketika Shilah berada dalam peperangan bersama anaknya, maka Shilah berkata kepada anaknya, "Ayo anakku majulah suatu saat sampai aku bisa mengharapkan pahala darimu". Maka maju pun maju dengan membawa senjata dan terjun ke pertempuran hingga kematian, kemudian Shilah pun maju hingga tewas. Berkumpulah para wanita menuju ke istrinya Shilah, (yang bernama) Muadzah al Adawiyah, dan ia berkata kepada para wanita tersebut, "Jika kalian datang kepadaku dalam rangka ingin mengucapkan selamat, maka selamat datang untuk kalian, namun jika kalian datang untuk menta'ziyahku ( ucapkan bela sungkawa), maka pulanglah!".


Imam Ibnul Jauzi rahimahullah di dalam kitabnya Nisaa Ash Shalihaat menyatakan, 


انَتْ لُ: اللهِ ا البَقَاءَ لاَّ لأَتَقَرَّبَ لَى الوَسَائِلِ، لَعَلَّهُ الصهباء ابْنِهِ الجَنَّةِ


Muadzah pernah berkata, "Demi Allah berkata aku menyukai hidup melainkan agar aku bisa bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dengan perantara-perantara (yang syari), semoga Allah mengumpulkan antara aku, Abu Shahba (Shilah/suaminya) dan anaknya di surga" .


Sungguh indah kisah di atas, keindahan yang bisa kita petik di antaranya:


1. Keindahan seorang ayah yang menghasung anaknya untuk berjihad di jalan Allah dan jika anaknya gugur di medan jihad, bahkan ia akan mengharapkan pahala atas hal itu. Di masa sekarang, seorang ayah untuk belajar ilmu agama dan berhubungan dengan segala konsekuensinya, karena para ulama menyatakan bahwa menuntut ilmu agama adalah bagian dari jihad di jalan Allah.


2. Keindahan seorang ibu yang ditinggalkan oleh suami dan anaknya di jalan Allah, bahkan menganggap itu musibah, tetapi dianggap sebuah anugerah yang patut disyukuri. Maka sudah sepatutnya seorang wanita mendukung untuk bersabar dalam menjalani ujian di jalan Allah dan menghasung anaknya untuk tetap istiqamah di dalam thalabul ilmi.


3. Keindahan sikap optimisme dan rasa tawakal yang tinggi pada seorang istri yang ditinggal oleh suami dan anaknya. Tidak terpuruk dengan keadaan dan tak kenal lelah berjuang dengan amal shalih agar bisa ia berkumpul dengan suami dan anaknya kelak di surga yang telah mendahuluinya.


Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar: