Abdullah ibnul Harits ibni Jaz'in radhiallahuanhu berkata,
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Tidaklah aku melihat seorangpun yang lebih banyak tersenyum dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam". (HR. Tirmidzi dalam Syamail, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Abu Dzar radhiallahuanhu, beliau berkata,
فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ
"Sungguh aku telah melihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya". (HR. Tirmidzi dalam Syamail, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Aisyah radhiallahuanha berkata,
ما رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا، حتَّى أرَى منه لَهَوَاتِهِ (أقصى حلقه)، إنَّما كانَ يَتَبَسَّمُ
"Tidaklah aku melihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terbahak-bahak di dalam tertawanya sekalipun, sampai terlihat ujung tenggorokannya, Rasulullah (seringnya) hanya tersenyum." (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
فعليك أن تكون حسن الخلق مع إخوانك طيب الخلق، ولا بأس عليك بالضحك عند وجود أسباب أو التبسم، ولا بأس بالتحدث معهم فيما أباح الله أو فيما شرع الله.
"Wajib atasmu untuk berakhlak yang baik ketika bersama saudaramu dengan sebaik-baik akhlak. Tidak mengapa engkau tertawa ketika terdapat sebab atau tersenyum. Tidak mengapa pula engkau berbincang dengan mereka tentang sesuatu yang dibolehkan oleh Allah atau tentang perihal yang disyariatkan Allah." (Nur alad Dard pada bab Hukmul Iktsar minadh Dhahik).
Wallahu alam. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar