Rabu, 11 Desember 2019

Sikap Seorang Mukmin terhadap Dunia


Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu berkata,

نَامَ رسولُ اللَّه ﷺ عَلَى حَصيرٍ، فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ في جَنْبِهِ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ الله، لوِ اتَّخَذْنَا لكَ وِطَاءً، فقال: مَا لي وَللدُّنْيَا؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ، ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
 
Artinya: "Rasulullah tidur (bertelekkan) di atas hashir (alas yang terbuat dari bahan yang kasar), kemudian beliau bangkit dan terdapat bekas pada iga beliau (karena sebab kasarnya alas).
Maka kami berkata, "Wahai Rasulullah, kalau saja kami (diizinkan untuk) mengambil sebuah alas (yang nyaman)?."
Rasulullah maka menjawab, "Apa urusanku dengan dunia? Tidaklah aku dengan dunia kecuali laksana seorang penunggang yang sedang berteduh di bawah pohon, kemudian setelah istirahat, lalu meninggalkan pohon itu." (HR. Tirmidzy dan dishahihkan oleh Imam al Albani rahimahullahu).

Terkait hadits ini, Asy Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu mengatakan,

فالمؤمن لا يُشغل بالدنيا، ولكن يأخذ منها ما تيسر، فهو يعمل ويتسبَّب ويطلب الرزقَ حتى يستغني عمَّا في أيدي الناس

"Maka seorang mukmin hendaknya tidak menyibukkan diri dengan dunia, akan tetapi ambillah olehnya bagian dunia dengan segala apa yang bisa memudahkannya, yaitu agar dia bisa beramal/bekerja dan menempuh sebab serta mengais rezeki, hingga dirinya bisa merasa cukup (tidak butuh) dari apa yang ada pada tangan (milik) manusia".

Silahkan lihat:
https://binbaz.org.sa/audios/2494/171-من-حديث-نام-رسول-الله-صلى-الله-عليه-وسلم-على-حصير-فقام-وقد-اثر-في-جنبه

Tidak ada komentar: