Kamis, 12 Desember 2019

Jangan Ikut Angin Berhembus


Allah subhanahu wa taala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya,
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian, dan jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An Nisa: 59)

Asy Syaikh Rabi ibn Hadi al Madkhali hafizhahullah berkata, "Yakni jangan biarkan dirinya ikut angin berhembus dan mengobati masalah-masalah oleh dirinya sendiri serta berada di dalam buaian ghurur (tertipu krn merasa mampu dsb), tidak!

Pertama, yang dilakukan adalah sebagaimana yang kami (Syaikh Rabi) katakan, bahkan sebelum itu, dia hendaknya terus berdoa kepada Allah tabaraka wa taala..."

(Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Al Allamah Rabi ibn Hadi al Madkhali, juz 2, hal. 21, cet. Dar Al Imam Ahmad 2014).

Tidak ada komentar: